Minggu, 27 Desember 2009

MAKNA KEHADIRAN SENIOR PEKEI DI DUNIA

HIDUP DAN BERKARYA DI KORIDOR YANG BENAR



“Hidup saya karena ada hidup, Hidup saya untuk mencari Hidup dan Hidup saya untuk Melakukan Pekeraan Hidup”


(Senior Pekei)


A. DILAHIRKAN DAN DIBESARKAN SEBAGAI ANAK PENDETA



TUHAN membentuk satu rumah tangga baru antara Adam dan Hawa, demikain juga antara Pdt. Neles Pekei dan Ina Pinibo (Pekei) dengan pesan bahwa “ALLAH memberkati mereka, lalu ALLAH berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."”. (Kej. 1:28).

Untuk mewujudkan berkat janji TUHAN kepada kedua orang tua, Senior Pekey dilahirkan di Goopa (Wagaamo = Pintu Masuk INJIL di Tanah Papua), Tigi Provinsi Papua 5 September, 1982; penulis adalah anak ketiga dari pasangan suami Istri Bpk. Pdt. Neles Pekey dan Ibu Inamaga Pinibo (Pekey). Kami kakak beradik 10 bersaudara dan ditambah dengan tiga anak angkat, empat perempuan, yakni: Alince Pekei [almarhuma], Pekeimaga Pekei [almarhuma]) Narce Pakage dan Narci Pakage; sedangkan yang kesembilan putra, yaitu: Penulis sendiri Senior Pekei, Izakhar Pekei, Jeffry Pekei, Okeni Pekei, Jhoni Pekei, Wenamoye Pekei, Degaamoye Pekei, Zeth Pekei dan Nahason Pakage. Dua orang putri kakak penulis dan dua putra laki-laki yang adalah adik penulis telah dipanggil pulang ke rumah Bapa di sorga, sementara kami tujuh putra dan dua putri bersaudara masih hidup di dunia ini.
Semenjak kami dibesarkan, kami disusui makan dan minum untuk tubuh jasmani maupun tubuh rohani serta nasihat, pengajaran dan teguran yang mendatangkan kebaikan bagi kami di masa yang akan datang. Sebagai orang tua terhadap anaknya tidak perna merencanakan malapetaka bagi anaknya di masa yang akan datang, yaitu: sementara di dunia ini maupun dunia yang akan datang.

Kami sebagai harapan anak kerajaan TUHAN, tidak dapat membalas kebaikan orang tua, tetek, nenek, om-om, tante-tante dan keluarga besar Wagamo yang telah menuruti janji berkat-Nya untuk manusia bahwa “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu”. Jangan pernah merasa sia-sia pengorbanan orang tua, tetapi pastikanlah bahwa “semua tetesan air mata untuk kami, disimpan TUHAN di kirbat-Nya”.


B. PANGGILAN TUHAN

Manusia memiliki kehendak bebas, apakah mau memilih kehendak TUHAN yang akan memimpin kita di jalan kehidupan baik di dunia maupun di sorga yang sudah disediakan sebelum kita dibentuk dari kandungan, ataukah kehendak sendiri yang bukan kehendak TUHAN? Bagi TUHAN, kehidupan setiap manusia telah diatur oleh Sang Pencipta (UGATAMEE) sebelum dunia ini dijadikan. Ia juga yang menyediakan makanan, minuman, tempat untuk berteduh dan lapangan pekerjaan baginya. Hal itu sebagaimana difirman oleh TUHAN di dalam Yeremia ketika ia dipanggil oleh TUHAN, bahwa :"Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa." (Yeremia 1:5).

Demikian juga Senior Pekei, ketika dipanggil TUHAN pada umur 17 tahun; tanggal 13 Juni tahun 1997, di Klasis Wagaamo tepat pada Pintu Masuk Injil dan Pemerintah di Pegunungan Tengah Papua. Secara manusia ada kebimbangan di dalam hatinya melihat keberadaan saya, bahwa masih muda (remaja), tidak mampu, apalagi tidak tahu bahasa dan tidak mempunyai pengetahuan karena akan berdiri di depan banyak orang yang pintar, berpendidikan tinggi, berpengetahuan dan berpengalaman dalam segala hal.

Saat saya dipanggil menjadi Pelayana-Nya, tidak sedikit bahasa yang saya menanggungnya. Ada yang berkata “Bodoh bisa menjadi Pelayan? Mudah bisa memimpin banyak orang? Pikiran Sempit bisa berpikir?” Semuanya itu tidaklah salah, karena manusia mengukur secara akal dan ukuran manusia sehingga dapat mengambil kesimpulan bahwa “Tidak Bisa”. TUHAN tidak dapat masuk di akal manusia yang sempit dan tidak dapat diukur oleh ukuran manusia. Tidak bisa bagi manusia, tetapi lowongan dan peluang bagi TUHAN untuk menjadi alat-Nya. Itulah yang terjadi pada penulis.
Sesuai dengan kata Alkitab : ”Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan ALLAH dari awal sampai akhir”.(Pengkhotbah 3:11). Demikian juga saya tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan ELOHIM dari awal sampai akhir hidup saya, tetapi yang sangat mengetahui hanyalah TUHAN.

Sebagai manusia, keraguan selalu menghantui benak saya, selama beberapa bulan saya berdoa kepada TUHAN bahwa“Benarkah TUHAN memanggil saya menjadi hamba TUHAN, karena saya masih muda dan tidak tahu apa-apa?” TUHAN menghapuskan keraguan yang selama itu bercokol di dalam hati penulis dengan ayat Alkitab yang akhirnya menjadi Motto penulis, yakni :
  1. Motto : “Saya dipanggil untuk dipilih, dipilih untuk diutus dan diutus untuk dipakai TUHAN.” (Yeremia 1:4-10; I Korintus 1:27-28). Seperti pengalaman Nabi Yerenia ketika masih muda ia dipanggil TUHAN menjadi Nabi, sangat sesuai dengan pengalaman penulis, sehingga ayat ini menjadi kekuatan dan keberanian bagi saya di dalam pelayanan Pemberitaan Injil.
  2. Filsafat : “Saya hidup karena ada hidup, aku hidup untuk mencari hidup dan aku hidup untuk melakukan pekerjaan hidup.” (Galatia 2:20).

Kegigihan dalam perjalanan, saya menjadi orang yang dapat memanfaatkan waktunya dengan baik, supaya saya pasti bisa memegang dengan teguh arah dari tujuan yang ingin dicapainya.

C. PENDIDIKAN

Terus teran saja, saya tidak perna berpendidikan pendidikan yang ditempu oleh dunia. Secara akal dan ukuran manusia saya tidak berpendidikan umum, banyak orang berpendapat bahwa “Mungkinkah orang semacam ini akan memimpin umat di dalam dunia yang banyak masalah ekonomi, politik, kesehatan, pengetahuan umum, pemerintahan dsb. karena orang yang memimpin umat yang hidup dalam masalah-masalah di atas, harus belajar di Pendidikan umum lebih dulu”. Tetapi saya memberanikan diri dan berkata kepada Anda bahwa “Ketika engkau belajar Kebenaran Firman TUHAN, Engkau akan menjadi orang bijaksana. Jika Firman-Nya ada di dalam anda, maka Hikmat akan mengalir dari dalam anda karena Hikmat berasal dari sana dan akan kembali bersama pula”.

Aku Sekolah di jalur Pendidikan teologi, sekalipun SD belajar kurang lebih 6 tahun tetapi tanpa berijazah. Hal itu menurut ukuran manusia. Jangan anda tertipu bahwa anda tidak mempunyai kelebihan, tetapi dalam kejeniusan TUHAN telah menyimpan kelebihan yang milik anda. Tetapi percuma kalau anda tidak fokus pada kelebihan yang TUHAN simpan untuk dirimu dan orang lain. Itulah keyakinan saya.
  1. SD Inpres Kokobaya, 6 Tahun (1992-1997).

  2. STP Troutman Baida 3 Tahun (1997-2000).

  3. STAK Berea Timika 3 Tahun (2000-2003).

  4. STT-Walter Post Jayapura 5 Tahun (2003-2008).

  5. STII Yogyakarta 3 Tahun (2008-2010). (Sementara Keberhasilan tertunda).
Saat saya tidak tahu menahu masa depan saya, apa yang akan terjadi kalau saya tidak sekolah dan apa yang akan terjadi kalau saya sekolah, hanya yang tahu itu orang tua. Saya perna menolak ajakan orang tua untuk ke Sekolah, sampai melarikan diri ke Epeiyaako dari sana ke Onaago, jauh dari rumah orang tua. Tetapi bagi orang tua saya yang berbudi, tidak ingin anaknya terlantar tanpa harapan yang pasti di dunia ini maupun di dunia yang akan datang. Perjuangan orang tua tidaklah sia-sia. Tidak ada sepata kata yang saya sampaikan untuk kebaikan orang tua yang bijaksana, tetapi saya persembahkan sepata kata saja, “ITULAH MAHKOTAMU, “Mahkota orang-orang tua adalah anak cucu dan kehormatan anak-anak ialah nenek moyang mereka” (Amsal 17:6), karena Jasa Baikmu akan dinikmati orang banyak.


D. PENGALAMAN

Di dalam hidup saya tidak banyak pengalaman karena saya masih muda. Tetapi oleh pertolongan TUHAN, aku terlibat dalam beberapa kegiatan, a.l.
  1. Tahun 2006, penulis pernah memberikan Materi Seminar di Klasis Wagaamo dengan judul: “Ekonomi Gereja dalam Menunjang Pelayanan Sosial dan Menyokong Pelayana TUHAN di Klasis Wagaamo (Pintu Masuk Injil) Kordinator Paniai Selatan Papua”.

  2. Tahun 2007, penulis perna memberikan Seminar dengan judul Materi Seminar, a.l: “Eksistensi Gereja Dalam Era Modernisasi yang Mengglobal dan Siasat Untuk Menghadapinya”, di beberapa tempat. Tempat-tempatnya, yaitu: Gakokebo, Klasis Tigi Utara; Aiyatei, Klasis Tigi Barat; Gaiyamabo Klasis Wagaamo (Pintu Masuk Injil dan Pemerintah); Bomou, Klasis Tigi Tempat Ketua Sinode Kingmi Pertama Dilantik; Waghete, Klasis Tigi; Puteyato, Klasis Yataamo kelompok satu; Wotai, Klasis Yataamo kelompok dua; dan Uwekebo, Klasis Yataamo Kelompok tiga. Semuanya di dalam wilayah kerja Kordinator Paniai Selatan.

  3. Tahun 2008, penulis perna memberikan Materi Seminar di Kampus Sekolah Tinggi Teologi Walter Post Jayapura dengan judul: “Kebutuhan Kesejahteraan Hidup Gembala dan Umat TUHAN Dalam Pelayanan Gereja KRISTUS di Bumi Papua”.

  4. Tahun 2003-2008, menjadi pengurus Capel STT-WP Jayapura.

  5. Tahun 2004-2006, penulis menjadi Aggota Senat STT- WP Jayapura.

  6. Tahun 2006-2008, penulis menjadi Sekretaris Senat STT- WP Jayapura.

E. KARYA-KARYA

Seorang muda seperti saya ini memulai langka pertama menuju kepada kreatifitas yang telah disembunyikan TUHAN dalam perbendaharaan pribadi saya. Saya merasakan selama ini bahwa langka saya ini sedang dihidupkan oleh sebuah mesin pendorong yang mendorong untuk mewujudkan maksud kehadiran saya di dunia ini yakni: "SAYA BODOH, KALAU SAYA TIDAK SUMBANGKAN SESUATU UNTUK DUNIA, KARENA TUHAN SAYA ADIL, DALAM KEADILAN-NYA, IA MEMFASILITASI SAYA DENGAN KREATIFITAS YANG TIDAK DIMILIKI ORANG LAIN UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI, SESAMA DAN UNTUK KEMULIAAN TUHAN".
Dengan semangat di atas, selama masa muda saya telah tuangkan apa yang TUHAN simpan di dalam diri saya yang telah mulai menyatakannya antara lain:
1. Buku
  1. Pekei Senior, "SIAPAKAH HAMBA ALLAH? Pemerintah Sebagai Hamba ALLAH, Hidup Mencerminkan Allah dalam Pemerintahan di Meuwo", Jakarta, 2009 (Masih dalam proses penerbitan).
  2. Pekei Senior, "TUHAN MENEMPATKAN AKU DI PINTU MASUK INJIL, Suatu Fakta Sejarah dan Pengalaman Hidup Orang-Orang Wagaamo Sepanjang Generasi" Yogyakarta, 2009. (Dalam Pereditannya).

2. Makalah, Diktat dan Brochul

  1. Pekei Senior, “Ekonomi Gereja dalam Menunjang Pelayanan Sosial dan Menyokong Pelayana TUHAN di Klasis Wagaamo (Pintu Masuk Injil) Kordinator Paniai Selatan Papua”. Jayapura 2006
  2. Pekei Senior, "KEBUTUHAN EKONOMI GEMBALA DALAM PELAYANAN GEREJA KINGMI DI TANAH PAPUA", Jayapura, 2007.
  3. Pekei Senior, EKSISTENSI GEREJA DALAM ERA MODERNISASI YANG MENGGLOBAL DAN SIASAT UNTUK MENGHADAPINYA" Jayapura 2007
  4. Pekei Senior, KEBUTUHAN KESEJAHTERAAN HIDUP GEMBALA DAN UMAT TUHAN DALAM GEREJA KRISTUS DI BUMI PAPUA" Jayapura, 2008.

3. Bulletin

  1. Pekei Senior, "TUBUH ADALAH PAGAR HIDUP ROHANI", Jakarta, Kamis, 24 Desember 2009
  2. Pekei Senior, "MAKNA KEHADIRAN SEORANG IBUKU DI BUMI", Jakarta, Jumat, 15 Januari 2010.

4. Alamat Web/Blogspot

  1. http://obaidagi-wagaamo.blogspot.com/
  2. http://klasis-kingmi-wagaamo.blogspot.com/
  3. http://pekeibo-wagaamo.blogspot.com/
  4. http://wagaamo-sayabukanbodoh.blogspot.com/
  5. http://wagaamo-kingmi.blogspot.com/
  6. http://senior-pekeibo.blogspot.com/

Jangan pernah perpikir bahwa kelebihan yang disimpan TUHAN di dalam perbendaharaan kita adalah kenikmatan untuk pribadi semata. Manusia adalah mahluk sosial yang membutuhkan sesama dalam berkomunikasi maupun beraktifitas. Mengapa manusia saling membutuhkan sesama manusia? Tidak lain, karena setiap manusia memiliki keunikannya masing-masing menurut ragamnya, keunikan (kreatifitas) seseorang tidak dapat sama dengan orang lain demikian juga sebaliknya. Sungguhpun demikian keunikan masing-masing adalah sebuah tali yang dapat mengikat seseorang supaya jangan saling menjahui satu sama lain. Karena semua keunikan/kreatifitas yang telah diberikan Pencipta adalah untuk kepentingan pribadi, sesama dan untuk TUHAN Pemiliknya. Hal ini adalah kejeniusan TUHAN yang tidak dapat disangkakan oleh akal manusia yang sempit.

Dengan demikian karya di atas ini menjadi sebuah sumbangsi untuk pribadi, sesama dan untuk kemuliaan TUHAN Pemcipta selama kita hidup di dunia ini.

F. KESIMPULAN.

Kehadiran seorang manusia seperti SENIOR PEKEI ini tidak mungkin hadir kalau bukan kehendak dan maksud TUHAN. Sepanjang saya ada di dunia ini memiliki usaha untuk menemukan apa maksud dan tujuan kehadiran saya di dunia ini? Dan untuk apa saya hadir di dunia ini? Untuk siapa saya hadir di dunia ini? Untuk mewujudkannya. Mengapa saya harus berusaha menemukan maksud dan tujuan kehadiran saya di dunia ini, karena ketika saya tidak menemukan maksud dan tujuan kehadiran saya di dunia ini, maka akan sia-sia kehadiran saya di dunia ini. Hidup yang menyia-nyiakan tanpa menemukan tujuan dan maksud kehadiran adalah ibarat tambang yang tidak digali, emas yang dibuang, dan mutiara yang diinjak-injakkannya.

Janganlah berikan hidup di dunia ini kesempatan kepada kesia-siaan, kebodohan, kebosanan, kemalasan, ketidaktahuan, dan kemiskinan yang membawah kita kepada maut dengan sia-sia. Biarlah hidup ini berikan kesempatan kepada keberhasilan, kemakmuran, kesuksesan, kepintaran, kekudusan, kebenaran dsb. untuk kenikmatan pribadi, sesama dan untuk kemuliaan TUHAN Pencipta.

Biarlah hidup ini dipakai TUHAN untuk melakukan kehendak Bapa di sorga yakni Amanat Agung yang tertuang di dalam Mat. 28 : 19-20. bahwa “Sekalian Bangsa Murid-Ku” di bumi Papua dan dunia pada umumnya yang kita cintai ini.

Jayapura, 28 Mey 2010
Penulis: SENIOR PEKEY